Teori
belajar gagne termasuk dalam psikologi tingkah laku atau psikologi stimulus
respon.
Menurut
gagne ( dalam Hudoyo, 1988:19),
Belajar merupakan proses yang
memungkinkan manusia memodifikasi tingkah lakunya secara permanen, sedemikian
hingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi lagi pada situasi baru.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku manusia setelah melalui proses. Perubahan tingkah laku terjadi
karena suatu pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau kematangan. Dengan
demikian belajar terjadi bila seseorang memberikan respon terhadap stimulus
yang datang dari luar dirinya. Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku
seesorang sebagai hasil belajar hanya terjadi apabila orang tersebut mengadakan
interaksi dengan lingkungannya. Berkaitan dengan ini Gagne (Dahar, 1989:162)
mengemukakan bahwa penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil
belajar disebut kemampuan-kemampuan( capabilities). Kemampuan yang dia miliki
sebagai manusia karena ia belajar disebut kapabilitas.
Menurut gagne ada 5 kapabilitas,
yaitu:
1. Informasi
verbal
Kapabilitas
informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan
pengetahuannya tentang fakta-fakta. Informasi verbal diperoleh secara lisan,
membaca buku dsb. Informasi ini dapat diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip,
nama generalisasi. Contoh, siswa dapat menyebutkan dalil Phitagoras yang
berbunyi
‘
pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan kuadrat jumlah
sisi siku-sikunya”.
2. Intelektual
Kapabilitas
ketrampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat memperbedakan,
menguasai konsep, aturan dan memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan tersebut
diperoleh melalui belajar. Kapabilitas ketrampilan intelektualmenurut gagne
dikelompokkan dalam8 tipe belajar.yaitu, belajar isyarat, belajar stimulus
respon, belajar rangkaian gerak, belajar memperbedakan, belajar pembentukan
konsep, belajar pembentukan aturan dan belajar pemecahan masalah. Tipe belajar
tersebut terurut kesukarannya dari yang paling sederhana (belajar isyarat)
sampai kepada yang paling komplek (belajar pemecahan masalah).
3. Strategi
kognitif
Kapbilitas
strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan
proses berfikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis. Kapabilitas
ini terorganisasikan secara internal sehingga memungkinkan perhatian, belajar,
mengingat, dan berfikir anak terarah. Contoh tingak laku akibat kapabilitas
strategi kognitif adalah menyusun langkah-langkah penyeselaian masalah
matematika.
4. Sikap
Kapabilitas
sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus atas
dasar penilaian terhadap stimulus tersebut. Repon yang diberikan seseorang
terhadap suatu objek mungkin positif mungkin juga negative, hal ini tergantung
kepada penilaian terhadap objek yang dimaksud, apakah sebagai objek penting
atau tidak. Contoh : sesorang memasuki took buku yang didalamnya tersedia
berbagai macam jenis buku, tentunya sikap terhadap matematika yang dimiliki
mempengaruhi orang tersebut dalam memilih buku matematika atau buku lain selain
matematika.
5. Ketrampilan
motorik
Untuk
mengetahui seseoang memiliki kapabilitas ketrampilan motorik, kita dapat
melihatnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancarakan gerakan otot-otot,
serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut. Kemampuan dalam
mendemonstrasikan alat-alat peraga matematika merupakan salah satu contoh
tingkah laku kapailitas ini. Conoh lain yang lebih sederhana misalnya :
kmempuan menggunakan penggaris, jangka,
sampai kemampuan menggunakan alat-alat tadi untuk membagi sama panjang garis
lurus.
Apakah yang terjadi dalam mengajar? Mengajar dapat
kita pandang sebagai usaha mengontrol kondisi ekstern. Kondisi ekstern
merupakan satu bagian dari proses belajar, namun termasuk tugas guru yang utama
dalam mengajar.
Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian
tertentu yang menurut Gagne terkenal dengan “Nine instructional events”
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Gain
attention (memelihara perhatian)
Dengan stimulus ekster kita berusaha membangkitkan perhatian dan motivasi
siswa untuk belajar. Selain itu juga bisa
dilakukan dengan menciptakan suara-suara tertentu, atau memberikan pertanyaan
yang menantang minat siswa. Misal, guru akan membahas materi tentang
Kesebangunan. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membeikan pertanyaan
tentang pernahkah siswa melihat bentuk disekitar yang merupakan kesebangunan?
2. Inform
learners of objectives (penjelasan tujuan pembelajaran)
Menjelaskan kepada murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan setelah
belajar. Ini dilakukan dengan komunikasi verbal. Dalam penerapannya, guru memberikan tujuan pengajaran
kesebangunan. Sehingga siswa dapat lebih kreatif dalam desain.
3. Stimulate
recall of prior learning (merangsang murid)
Merangsang murid untuk mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan
yang merupakan prasyarat agar memahami pelajaran yang akan diberikan.
4. Present the
content (menyajikan stimuli)
Menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan pelajaran sehingga murid
menjadi lebih siap menerima pelajaran.
Pada pembelajaran dengan memberikan contoh gambar kepada siswanya, sehingga
siswanya dapat mengingat kembali informasi yang pernah didapatkan.
5. Provide
"learning guidance" (memberikan bimbingan)
Memberikan bimbingan kepada murid dalam proses belajar. Guru sebagai salah satu sumber belajar memberikan
informassi dan materi tentang kesebangunan.
6. Elicit
performance /practice (pemantapan apa yang dipelajari)
Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk
menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
Setelah materi disampaikan, guru memberikan latihan-latihan soal untuk siswanya
dengan tujuan untuk memperlancar siswa dalam memecahkan soal yang berkaitan
dengan kesebangunan.
7. Provide
feedback (memberikan feedback)
Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid apakah
hasil belajarnya benar atau tidak.
Melakukan konfirmasi kepada siswanya tentang hasil pembelajaran dan latihan
soal yang diberikan.
8. Assess
performance (menilai hasil belajar)
Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan
memberikan beberapa soal.
Misal dengan memberikan tes formatif, tentang kesebangunan.
9. Enhance
retention and transfer to the job (mengusahakan transfer)
Mengusahakan transfer
dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa yang telah
dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi lain. Memberikan konfirmasi dan aplikasi tentang
kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat menerapkannya.
Dalam mengajar hal di
atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar sendiri terjadi
antara peristiwa nomor 5 dan 6. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur
dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa
yang harus dilakukannya
Pendapat kelompok kami:
Dalam pembelajaran matematika SD teori Gagne bisa menjadi
salah satu metode agar siswa lebih bisa menguasai matematika. Dengan teori
Gagne, guru dituntut untuk memberikan metode dan strategi yang bervariasi.
Mengikuti kemampuan dan kebutuhan siswanya. Sehingga pembelajaran tidak
berlangsung dengan monoton dan membosankan. Kelebihan teori ini juga
mementingkan stimulus dan respon. Namun, kekurangannya hanya mementingkan hasil
yang ingin dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar