Rabu, 21 Desember 2011

Pengembangan Implementasi Pembelajaran Matematika dari Model-model Pembelajaran


A.    Joyfull Learning
Sebagai guru sebaiknya dalam melakukan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik tingkat perkembangan dari peserta didik yang duduk di sekolah dasar diantaranya yaitu masih merupakan tahap bermain dan memerlukan benda-benda kongkrit untuk lebih memahami materi, maka dari itu sebagai guru atau kita calon guru dituntut untuk lebih aktif dan kreatif lagi dalam mengemas pembelajaran supaya peserta didik lebih nyaman dan senang serta apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai maksimal dan lebih bermakna bagi siswa.
Implementasi Joyfull Learning SD
SK       6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
KD      6.1  Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar (kelas 5 smester II)

·         Berdoa, menyiapkan materi dan bahan ajar.
·         Guru menanyakan tentang bentuk kursi, meja, lemari dll (sebagai acuan pemahaman)
·         Mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari mana yang berbentuk bangun datar.
·         Guru menjelaskan materi mengenai bangun datar beserta sifat-sifatnya.
·         Guru memberikan kertas buffalo (@bufallo = 2 siswa)
·         Guru memerintahkan siswa membentuk bangun datar sesuai apa yang diterangkan guru (pilihan bangun datar bebas)
·         Lalu, dalam kertas tersebut ditulisakan nama kelompok dengan tambahan soal mengenai sifat-sifat bangun datar.
·         Sebelum dikumpulkan Guru meminta siswa agar siswa member no dan arah pada hasil karya dan soalnya tadi ( misal : bangun segitiga, no.8 kiri)
·         Kemudian siswa diminta melemparkan kearah papan tulis dengan diberi kotak kardus dimana kertas yang masuk adalah kertas yang akan dibacakan oleh guru. (disamping melatih ketepatan dan keberanian siswa juga memotivasi siswa supaya mau duduk didepan)
·         Guru mengambil secara acak hasil pekerjaan siswa
·         Setelah terambil guru membacakan dan menunjuk no dan arah dari kelompok tersebut, jika dapat dijawab oleh kelompok lain maka pemenangnya adalah yang ditunjukan arah oleh pembuat soal, namun jika tidak bisa menjawab pemenangnya adalah si pembuat soal. (begitu seterusnya hingga soal habis)
·         Pada akhir pembelajaran guru dan para siswa melakukan refleksi dan penarikan simpulan bersama.
·         Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
·         Siswa berdoa bersama dan menutup pelajaran dengan bernyanyi.
 B.     Cooperatif Learning
            Cooperative Learning mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil yang biasanya beranggotakan 4 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda yang saling membantu dalam belajar. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari apa yang disajikan dan membantu teman anggotanya untuk belajar . Pembelajaran   kooperatif   bergantung   pada   kemampuan yang berbeda serta melatih siswa dalam mengembangkan keterampilan sosial dan melatih bertanggung jawab dengan hasil kerja kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama dengan memperhatikan komponen serta unsur – unsur dalam pembelajaran kooperatif.
Implementas Cooperatif Learning       
SK 6.   Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
KD 6.3   Menjumlahkan pecahan (kelas 4 semester II)

·         Berdoa, menyiapkan materi dan bahan ajar.
·         Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam mempelajari operasi pecahan.
·         Menyampaikan materi pokok dari penjumlahan dan pengurangan pecahan.
·         Menentukan pembagian kelompok yang tepat (sesuai dengan tingkat kognitif)
·         Menyajikan informasi tentang tugas yang akan didiskusikan masing – masing kelompok. Dalam materi pengukuran yang terdiri dari penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan.
·         Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang tiap kelompok terdiri 4 – 5 orang siswa.
·         Siswa berdiskusi dengan masing – masing kelompok dengan memberi tahu bahwa 2 orang akan menjadi pembicara (yang akan menerangkan) dan satunya menjadi pendengar (yang akan mencari informasi)
·         Setelah semua siswa selesai melakukan diskusi dengan kelompok masing – masing guru mengajak siswa mendiskusikan hasil kelompok dengan menerapkan teknik 2 tinggal 2 tamu.
·         Siswa melakukan teknik 2 tinggal 2 tamu dengan bimbingan guru.
·         2 siswa menjelaskan teman yang mendapat materi berbeda
·         2 siswa lain mencari informasi yang tidak didiskusikan dikelompoknya.
·         Setelah selesai melakukan kegiatan diskusi tersebut, siswa yang bertamu kembali ke kelompok asal untuk melakukan evaluasi dari hasil bertamu dan menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya.
·         Dalam mengakhiri kegiatan, guru memberikan penghargaan atas kerja kelompok yang terbaik.
·         Guru menarik kesimpulan dari diskusi tadi dan meluruskan pernyataan yang salah..
·         Mengakhiri dengan doa.

C.    PAKEM
PAKEM merupakan sebuah metode baru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya di kelas yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Konsep ini dikembangkan atas prinsip student centered in instruction. Jadi, peserta didik diharapkan mampu aktif, kreatif, dan mampu menyerap materi pelajaran dengan baik dengan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.
Implementasi PAKEM
           
SK 5.   Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah
           
KD 5.1  Mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya (kelas 5/II)

·         Berdoa, menyiapkan materi dan bahan ajar.
·         Membuat tempat duduk menjadi berbentuk U supaya suasana KBM berbeda dan mengenang.
·         Menceritakan tentang kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan persen ( diskon harga dll). Siswa diminta menceritakan pengalaman pribadinya yang berhubungan dengan persen, diskusi kelas dengan membahas beberapa kasus sampai kesimpulan didapat
·         Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam mempelajari pecahan, persen, dan desimal.
·         Menyampaikan materi pokok dari pecahan, persen, dan desimal.
o   Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen dan Sebaliknya
o   Mengubah pecahan Biasa menjadi desimal dan sebaliknya
·         Guru memberikan umpan balik tentang soal pecahan yang menantang siswa secara aktif mengerjakan soal itu dengan analisanya sendiri.
·         Membimbing siswa dengan terus memotivasi.
·         Mengajak siswa menarik kesimpulan bersama dari materi yang diajar.
·         Memberi reward kepada siswa yang memiliki pemahaman dan analisis yang baik.
·         Meluruskan kesimpulan yang benar.
·         Mengakhiri dengan doa.
·          
Pembelajaran matematika realistik merupakan suatu pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. PMR lebih menekankan pada pembelajaran dengan menggunakan contoh yang konkrit/nyata. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah kontekstual (contextual problems) sebagai titik tolak dalam belajar matematika.
Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik.
           
SK. 1.  Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
KD. 1.1  Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung (kelas 4 smester I)
  • Guru  mengucapkan  salam  di  depan  kelas.
  • Guru  membagi  lidi  kepada  tiap-tiap  siswa  sebanyak  100   buah.
  • Guru  mengadakan  tanya  jawab  tentang  penjumlahan    bilangan  cacah  dengan  tujuan  untuk  merangsang  siswa  agar  termotivasi.
  • Memberikan masalah kontekstual (contoh nyata oprasi hitung dikehidupan sehari-hari)
  • Menyelesaikan masalah kontekstual dengan menggunakan lidi yang tadi diberikan (siswa menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri)
·         membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari masalah kontekstual yang sebenarnya siswa hadapi (mendampingi siswa menuju penalaran sifat operasi hitung)
·         menyimpulkan bersama. yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang suatu konsep atau prosedur oprasi hitung ( dengan bimbingan guru)

E.     Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
Implementasi CTL
SK. 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
KD. 1.2.  Mengurutkan bilangan (kelas 4 smester I)

·         Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang penerapan langsung operasi bilangan pada kehidupan sehari-hari.
·         Guru menjelaskan tentang operasi hitung bilangan (semisal dengan memberi contoh sederhana didepan kelas dengan soal acak nomor 21-30 dan siswa disuruh mengurutkan.
o   Mengurutkan bilangan dari bilangan yang paling kecil
21,22,23,24,25,26,27,28,29,30
o   mengurutkan bilangan dari bilangan yang paling besar
30,29,28,27,26,25,24,23,22,21
·         Guru menjelaskan tentang lambang dalam bilangan (misal, puluhan, ratusan, ribuan dst)
Contoh : Setiap peserta didik Menentukan Nilai Tempat 563783 bisa ditulis dengan 500.000 + 60.000 + 3000 + 700 + 80 + 3
500.000 sebagai ratusan ribu
60.000 sebagai puluhan ribu
3.000 sebagai ribuan
700 sebagai ratusan
80 sebagai puluhan
3 sebagai satuan
·         Siswa diminta membuat struktur nilai dari uang saku yang orang tua berikan.
·         Diakhir pembelajaran guru bersama siswa mengoreksi kembali hasil kerja dari peserta didik untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan oleh guru.


F.     Pemecahan Masalah Matematika
     
SK  1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
KD  1.1  Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung  (IV (Empat) /1 (satu))

·         Guru memberikan motivasi tentang implementasi operasi hitung pada kehidupan sehari-hari.
·         Siswa diberikan umpan balik sebagai motivasi
·         Guru memberikan masalah yang harus dikerjakan dan pecahkan oleh siswa.
·         Memahami masalah
Misalkan pada soal perkalian dengan sifat distributive
Diketahui:
o   8 × 123 = 8 × (100 + 20 + 3)

·         Membuat rencana untuk menyelesaikannya
o   Strategi yang kemungkinan paling tepat digunakan untuk masalah di atas adalah strategi sifat distributif.
o   8 × 123 = 8 × (100 + 20 + 3)
o   = (8 × 100) + (8 × 20) + (8 × 3)
·         Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua
o   Jika permasalahan sudah dipahami dengan baik dan sudah menentukan strategi pemecahannya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan yang telah direncanakan.
o   Dalam masalah di atas tahap melaksanakan rencana adalah sebagai berikut:
o   = 800 + 160 + 24 = 984
o   Jadi, 8 × 123 = 984.
·         Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh.
o   Hasil yang diperoleh adalah bilangan Jadi, 8 × 123 = 984.





G.    Keterampilan Proses

SK. Menjelaskan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
KD. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
Langkah-langkah Pembelajaran
·         Guru Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
·         Melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi prasyarat, yaitu pembagian dua bilangan
·         Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa di dalam kelompoknya
·         Siswa mengamati benda-benda yang ada di dalam kelas (observasi ini dilakukan siswa dengan bimbingan dari guru)
·         Siswa mengelompokkan benda-benda yang mempunyai permukaan datar dan tidak (klasifikasi ini dilakukan siswa dengan bimbingan dari guru) 
·         Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang pasangan-pasangan benda yang sebangun, misalnya antara permukaan meja dan permukaan buku (siswa meramal dan membuat hipotesis tentang masalah yang dicari)
·         Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan benda (siswa melakukan percobaan dengan pengamatan dari guru)
·         Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda
·         Siswa menghitung perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari masing-masing pasangan benda
·         Siswa mengendalikan variabel panjang sisi untuk menentukan perbandingan benda (siswa mengendalikan variable)
·         Siswa menentukan perbandingan yang senilai dan tidak senilai (siswa mulai menemukan hubungan)
·         Siswa membuat tabel perbandingan sisi pasangan benda
·         Berdasarkan tabel yang ada, siswa menafsirkan benda-benda yang sebangun dan tidak sebangun (interpretasi data)
·         Merangkum hasil kegiatan
·         Guru meluruskan pemahaman yang salah/keliru
·         Menarik kesimpulan bersama.


oleh : Agus Hadhiansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar