A.
Joyfull
Learning
Sebagai guru
sebaiknya dalam melakukan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik tingkat
perkembangan dari peserta didik yang duduk di sekolah dasar diantaranya yaitu
masih merupakan tahap bermain dan memerlukan benda-benda kongkrit untuk lebih
memahami materi, maka dari itu sebagai guru atau kita calon guru dituntut untuk
lebih aktif dan kreatif lagi dalam mengemas pembelajaran supaya peserta didik
lebih nyaman dan senang serta apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat
tercapai maksimal
dan lebih bermakna bagi siswa.
Implementasi
Joyfull Learning SD
SK 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
KD 6.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
(kelas 5 smester II)
·
Berdoa,
menyiapkan materi dan bahan ajar.
·
Guru
menanyakan tentang bentuk kursi, meja, lemari dll (sebagai acuan pemahaman)
·
Mengadakan penelitian
ke seluruh ruang kelas mencari mana yang berbentuk bangun datar.
·
Guru
menjelaskan materi mengenai bangun datar beserta sifat-sifatnya.
·
Guru
memberikan kertas buffalo (@bufallo = 2 siswa)
·
Guru
memerintahkan siswa membentuk bangun datar sesuai apa yang diterangkan guru
(pilihan bangun datar bebas)
·
Lalu,
dalam kertas tersebut ditulisakan nama kelompok dengan tambahan soal mengenai
sifat-sifat bangun datar.
·
Sebelum
dikumpulkan Guru meminta siswa agar siswa member no dan arah pada hasil karya
dan soalnya tadi ( misal : bangun segitiga, no.8 kiri)
·
Kemudian
siswa diminta melemparkan kearah papan tulis dengan diberi kotak kardus dimana
kertas yang masuk adalah kertas yang akan dibacakan oleh guru. (disamping
melatih ketepatan dan keberanian siswa juga memotivasi siswa supaya mau duduk
didepan)
·
Guru
mengambil secara acak hasil pekerjaan siswa
·
Setelah
terambil guru membacakan dan menunjuk no dan arah dari kelompok tersebut, jika
dapat dijawab oleh kelompok lain maka pemenangnya adalah yang ditunjukan arah
oleh pembuat soal, namun jika tidak bisa menjawab pemenangnya adalah si pembuat
soal. (begitu seterusnya hingga soal habis)
·
Pada
akhir pembelajaran guru dan para siswa melakukan refleksi dan penarikan
simpulan bersama.
·
Siswa
mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru yang
merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya.
·
Siswa
berdoa bersama dan menutup pelajaran dengan bernyanyi.
Cooperative
Learning mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama dalam kelompok
kecil yang biasanya beranggotakan 4 orang siswa dengan kemampuan yang berbeda
yang saling membantu dalam belajar. Masing-masing
anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari apa yang disajikan dan
membantu teman anggotanya untuk belajar . Pembelajaran
kooperatif bergantung pada
kemampuan yang berbeda serta melatih siswa dalam mengembangkan keterampilan
sosial dan melatih bertanggung jawab dengan hasil kerja kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran bersama
dengan memperhatikan komponen serta unsur – unsur dalam pembelajaran
kooperatif.
Implementas
Cooperatif Learning
SK 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
KD 6.3 Menjumlahkan pecahan (kelas 4 semester II)
·
Berdoa,
menyiapkan materi dan bahan ajar.
·
Guru
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam mempelajari operasi pecahan.
·
Menyampaikan
materi pokok dari penjumlahan dan pengurangan pecahan.
·
Menentukan
pembagian kelompok yang tepat (sesuai dengan tingkat kognitif)
·
Menyajikan
informasi tentang tugas yang akan didiskusikan masing – masing kelompok. Dalam
materi pengukuran yang terdiri dari penjumlahan pecahan dan pengurangan
pecahan.
·
Guru
mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar yang tiap kelompok
terdiri 4 – 5 orang siswa.
·
Siswa
berdiskusi dengan masing – masing kelompok dengan memberi tahu bahwa 2 orang
akan menjadi pembicara (yang akan menerangkan) dan satunya menjadi pendengar
(yang akan mencari informasi)
·
Setelah
semua siswa selesai melakukan diskusi dengan kelompok masing – masing guru
mengajak siswa mendiskusikan hasil kelompok dengan menerapkan teknik 2 tinggal
2 tamu.
·
Siswa
melakukan teknik 2 tinggal 2 tamu dengan bimbingan guru.
·
2
siswa menjelaskan teman yang mendapat materi berbeda
·
2
siswa lain mencari informasi yang tidak didiskusikan dikelompoknya.
·
Setelah
selesai melakukan kegiatan diskusi tersebut, siswa yang bertamu kembali ke
kelompok asal untuk melakukan evaluasi dari hasil bertamu dan menjelaskan
kepada anggota kelompok lainnya.
·
Dalam
mengakhiri kegiatan, guru memberikan penghargaan atas kerja kelompok yang
terbaik.
·
Guru
menarik kesimpulan dari diskusi tadi dan meluruskan pernyataan yang salah..
·
Mengakhiri
dengan doa.
C. PAKEM
PAKEM merupakan sebuah metode baru dalam melaksanakan
pembelajaran khususnya di kelas yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif
dan kreatif. Konsep ini dikembangkan atas prinsip student centered in
instruction. Jadi, peserta didik diharapkan mampu aktif, kreatif, dan mampu
menyerap materi pelajaran dengan baik dengan kondisi pembelajaran yang
menyenangkan.
Implementasi
PAKEM
SK 5.
Menggunakan Pecahan dalam pemecahan masalah
KD
5.1 Mengubah pecahan kebentuk persen dan
desimal serta sebaliknya (kelas 5/II)
·
Berdoa,
menyiapkan materi dan bahan ajar.
·
Membuat
tempat duduk menjadi berbentuk U supaya suasana KBM berbeda dan mengenang.
·
Menceritakan tentang kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan persen ( diskon harga dll). Siswa diminta menceritakan
pengalaman pribadinya yang berhubungan dengan persen, diskusi kelas dengan
membahas beberapa kasus sampai kesimpulan didapat
·
Guru
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa dalam mempelajari pecahan, persen, dan
desimal.
·
Menyampaikan
materi pokok dari pecahan, persen, dan desimal.
o
Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen dan Sebaliknya
o Mengubah pecahan Biasa menjadi desimal dan sebaliknya
·
Guru memberikan umpan balik tentang soal
pecahan yang menantang siswa secara aktif mengerjakan soal itu dengan
analisanya sendiri.
·
Membimbing siswa dengan terus
memotivasi.
·
Mengajak siswa menarik kesimpulan
bersama dari materi yang diajar.
·
Memberi reward kepada siswa yang
memiliki pemahaman dan analisis yang baik.
·
Meluruskan kesimpulan yang benar.
·
Mengakhiri dengan doa.
·
Pembelajaran matematika realistik merupakan suatu pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami
peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. PMR lebih menekankan pada
pembelajaran dengan menggunakan contoh yang konkrit/nyata. Pembelajaran matematika realistik menggunakan
masalah kontekstual (contextual problems) sebagai titik tolak dalam belajar
matematika.
Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik.
SK. 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah
KD. 1.1
Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung (kelas 4 smester I)
- Guru mengucapkan
salam di depan kelas.
- Guru membagi
lidi kepada tiap-tiap siswa sebanyak 100
buah.
- Guru mengadakan
tanya jawab tentang penjumlahan
bilangan cacah dengan tujuan untuk merangsang
siswa agar termotivasi.
- Memberikan masalah kontekstual
(contoh nyata oprasi hitung dikehidupan sehari-hari)
- Menyelesaikan masalah
kontekstual dengan menggunakan lidi yang tadi diberikan (siswa menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara
mereka sendiri)
·
membandingkan
dan mendiskusikan jawaban dari masalah kontekstual yang sebenarnya siswa hadapi
(mendampingi siswa menuju penalaran sifat operasi hitung)
·
menyimpulkan
bersama. yaitu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menarik kesimpulan tentang
suatu konsep atau prosedur oprasi hitung ( dengan bimbingan guru)
E. Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan
materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata,
sehingga siswa didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
Implementasi
CTL
SK. 1. Memahami
dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
KD. 1.2. Mengurutkan
bilangan
(kelas 4 smester I)
·
Guru memberikan motivasi kepada siswa
tentang penerapan langsung operasi bilangan pada kehidupan sehari-hari.
·
Guru menjelaskan tentang operasi hitung
bilangan (semisal dengan memberi contoh sederhana didepan kelas dengan soal
acak nomor 21-30 dan siswa disuruh mengurutkan.
o
Mengurutkan bilangan dari bilangan yang paling kecil
21,22,23,24,25,26,27,28,29,30
o
mengurutkan bilangan dari bilangan yang paling besar
30,29,28,27,26,25,24,23,22,21
·
Guru menjelaskan tentang lambang dalam
bilangan (misal, puluhan, ratusan, ribuan dst)
Contoh
: Setiap peserta didik Menentukan Nilai Tempat 563783 bisa ditulis dengan
500.000 + 60.000 + 3000 + 700 + 80 + 3
500.000
sebagai ratusan ribu
60.000
sebagai puluhan ribu
3.000
sebagai ribuan
700
sebagai ratusan
80 sebagai puluhan
3 sebagai satuan
80 sebagai puluhan
3 sebagai satuan
·
Siswa diminta membuat struktur nilai
dari uang saku yang orang tua berikan.
·
Diakhir pembelajaran guru bersama siswa
mengoreksi kembali hasil kerja dari peserta didik untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan oleh guru.
F.
Pemecahan Masalah Matematika
SK 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah
KD 1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat
operasi hitung (IV (Empat) /1 (satu))
·
Guru memberikan motivasi tentang implementasi
operasi hitung pada kehidupan sehari-hari.
·
Siswa diberikan umpan balik sebagai motivasi
·
Guru memberikan masalah yang harus dikerjakan
dan pecahkan oleh siswa.
·
Memahami
masalah
Misalkan pada soal perkalian dengan
sifat distributive
Diketahui:
o
8 × 123 = 8 × (100 + 20 + 3)
·
Membuat
rencana untuk menyelesaikannya
o
Strategi
yang kemungkinan paling tepat digunakan untuk masalah di atas adalah strategi sifat
distributif.
o
8 × 123 = 8 × (100 + 20 + 3)
o
= (8 × 100) + (8 × 20) + (8 × 3)
·
Melaksanakan
rencana yang dibuat pada langkah kedua
o Jika permasalahan sudah dipahami
dengan baik dan sudah menentukan strategi pemecahannya, langkah selanjutnya
adalah melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan yang telah direncanakan.
o Dalam masalah di atas tahap
melaksanakan rencana adalah sebagai berikut:
o
= 800 + 160 + 24 = 984
o
Jadi, 8 × 123 = 984.
·
Memeriksa
ulang jawaban yang diperoleh.
o
Hasil yang diperoleh adalah bilangan Jadi, 8 ×
123 = 984.
G. Keterampilan
Proses
SK. Menjelaskan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
KD. Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri
Langkah-langkah Pembelajaran
·
Guru Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran
·
Melakukan tanya jawab
berkaitan dengan materi prasyarat, yaitu pembagian dua bilangan
·
Menjelaskan kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan siswa di dalam kelompoknya
·
Siswa mengamati benda-benda
yang ada di dalam kelas (observasi ini dilakukan siswa dengan bimbingan dari
guru)
·
Siswa mengelompokkan
benda-benda yang mempunyai permukaan datar dan tidak (klasifikasi ini dilakukan
siswa dengan bimbingan dari guru)
·
Siswa meramal dan membuat
hipotesis tentang pasangan-pasangan benda yang sebangun, misalnya antara
permukaan meja dan permukaan buku (siswa meramal dan membuat hipotesis tentang
masalah yang dicari)
·
Siswa melakukan percobaan
mengukur dan menghitung perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap
pasangan benda (siswa melakukan percobaan dengan pengamatan dari guru)
·
Siswa mengukur sisi-sisi pada
masing-masing pasangan benda
·
Siswa menghitung
perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari masing-masing pasangan
benda
·
Siswa mengendalikan variabel
panjang sisi untuk menentukan perbandingan benda (siswa mengendalikan variable)
·
Siswa menentukan
perbandingan yang senilai dan tidak senilai (siswa mulai menemukan hubungan)
·
Siswa membuat tabel
perbandingan sisi pasangan benda
·
Berdasarkan tabel yang ada,
siswa menafsirkan benda-benda yang sebangun dan tidak sebangun (interpretasi
data)
·
Merangkum hasil kegiatan
·
Guru meluruskan pemahaman
yang salah/keliru
·
Menarik kesimpulan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar