BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sastra Anak
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional
psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya
berangkat dari fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan.
Berdasarkan kutipan dari Solehan bahwa kata sastra
berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan
bahasa (Rene Wellek, 1989). Karya seni imajinatif tersebutdapat dalam bentuk
lisan ataupun tertulis. Selanjutnya, kata anak dapat diartikan sebagai manusia
kecil (KBBI, 2000:41). Kata anak yanng dimaksud disini bukanlah anka balita
ataupun anak remaja, tetapi anak usia SD yang berumur antara 6 sampai 13 tahun.
Menurut Santoso (2003, 8.3) sastra anak adalah karya
seni yang imajinatif dengan usur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa
baik lisa maupun tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan eriidi tentang
dunia ayangg akrab dengan anak-anak. Sementara itu, menurut Sarumpaet (Dalam
Santoso, 2003, 8.3), sastra anak adalah karya satra yan dikonsumsi anak dan
diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Artinya, sastra anak ditulis oleh orang
tua yang ditujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang
tua.
Menurut Huck dkk (1987:5) isi kandungan yang terbatas
sesuai dengan jangkauan emosional dan psikologi anak itulah yang, antara lain,
merupakan karekteristik sastra anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa
saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak masuk akal. Misalnya berkisah
tentang binatang yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir dan
berperasaan layaknya manusia. Imajinasi dan emosi anak dapat menerima cerita
itu secara wajar dan memang begitulah seharusnya menurut jangkauan pemahaman
anak.
Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra
anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra
tradisional, puisi dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai beberapa jenis
lagi. Genre drama sengaja tidak dimasukkan karena menurutnya, drama baru
lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukan semata-mata urusan
bahasa-sastra (Nurgiyantoro,2005:15).
B. Ciri Sastra Anak
Menurut Sarumpaet (Dalam Santoso, 2003:8.4), ada 3 ciri
yang membedakan antara sastra anak dengan sastra orang dewasa. 3 Ciri itu
yaitu:
1.
Unsur pantangan, yaitu unsur yang yang secra khusus
berhubungan dengan tema dan amanat. Artinya, sastra anak pantang atau
menghindari masalah-masalah yang menyangkut tentang seks, cinta yang erotis,
dendam yang menimbulkan kebencian atau hal-hal yang bersifat negatif.
2.
Penyajian dengan gaya secara langsung, artinya tokoh
yang diperankan sifatnya hitam putih. Maksudnya adalah setiap tokoh yang
berperan hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu baik atau jahat.
3.
Fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat
menambah pengetahuan yang bermanfaat.
C.
Jenis dan
Ragam Sastra Anak
Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra
anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra
tradisional, puisi dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai beberapa jenis
lagi. Genre drama sengaja tidak dimasukkan karena menurutnya, drama baru
lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukan semata-mata urusan
bahasa-sastra (Nurgiyantoro,2005:15). Enam genre anak tersebut adalah sebagai
berikut:
1.Realisme
Karakteristik umum cerita realisme adalah narasi fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang dimungkinkan. Ada beberapa cerita yang dapat dikategorikan ke dalam realisme, yaitu cerita realistik, realisme binatang, realisme historis dan ceritaolahraga(Nurgiyantoro,2005:15).
Karakteristik umum cerita realisme adalah narasi fiksional yang menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang dimungkinkan. Ada beberapa cerita yang dapat dikategorikan ke dalam realisme, yaitu cerita realistik, realisme binatang, realisme historis dan ceritaolahraga(Nurgiyantoro,2005:15).
Realisme
dalam sastra dappat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkinsajaa ada
dan terjadi walau tidak harus bahwa ia memang benar-benar ada dan terjadi.
Cerita mempresentasikan berbagai peristiwa, aksi, dan interaksi, yang
seolah-olah memang benar, dan penyelesaiannyapun masuk akal dan dapat
dipercaya. Realisme dibagi menjadi beberapa sub, yaitu :
a. Cerita
Realisme
Cerita
realistik (realistic stories) biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial
dengan menampilkan tokoh utamaprotagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah
yang dihadapi tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur
cerita. Untuk cerita anak, cerita lebih banyak diselesaikan, tetapi harus tetap
mempertahankan logika cerita. Cerita realistik dapat membawa pembaca anak untuk
lebih memahami diri sendiri dan orang lain lewat pengembangan cerita, tokoh,
dan konflik yang dapat dipercaya.
b. Realisme
Binatang
Cerita
realisme binatang (animal realism)
adalah cerita tentang binatang yang bersifat nonfiksi. Ia adalah cerita tentang
binatang, berbicara tentang binatang, misal yang berkaitan dengan habitat, cara
dan siklus hidup dan lain-lain. Dalam hal ini fabel berbeda dengan cerita
realisme binatang karena seringkali fabel mengandung personifikasi binatang
yang memiliki konflik layaknya seperti manusia. Cerita realisme binatang meski
tanpa personifikasi bisa dibuat secara menarik karena menawarkan efek
keindahan. Misalnya,cerita tentang penjelajahan dan penemuan kebiasaan hidup,
cara bertahan hidup, cara bergaul dengan sesamanya, dan lain-lain yang
berhubungan tentang kehidupan binatang sesungguhnya.
c. Realisme
Historis
Cerita
realisme historis (historical realism) mengisahkan peristiwa yang terjadi pada
masa lampau. Hal itu menentukan latar yang juga harus ber-setting pada masa lampau lengkap dengan konsekuensi
faktual-logisnya. Cerita biasanya mengambil satu atau beberapa tokoh utama yang
digunakan sebagai acuanpengembangan alur. Contoh cerita realisme historis
misalnya Perang Diponegara, Perang Paderi,
Untung Surapati. Realisme historis dapat dikembangkan menjadi fiksi
historis yang didalamnya terdapat unsur imaginasi. Namun aspek imaginasi
tersebut haruslah dipadukan secara integral dengan fakta.
Untuk
menjadi satra anak, realisme historis haruslah dikemas dengan penuturan dengan
cara penuturan dan bahasa yang sederhana dan lazimnya dilengkapi dengan
gambar-gambar.
d. Realisme
Olahraga
Realisme Olahraga (sport stories) adalah cerita tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Ia dapat berkaitan dengan
jenis dan tim olahraga juga dapat berkaitan dengan dan dipakai untuk menanamkan
karakter fairplay, kejujuran, kedisiplin, kesederajatan, dan lain-lain yang
penting untuk pengembangan diri. Jika dikemas dengan cara-cara menarik,
realisme olahrag tidak kalah menarik dibandingkan dengan cerita yang lain.
Karena tak sedikit anak yang mengidolakan tokoh-tokoh olahraga.
2. Fiksi
Formula
Genre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula yang karena
memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis lain. Jenis sastra
anak yang dapat dikategorikan ke dalam fiksi formula adalah cerita misteri dan
detektif, cerita romantis, dan novel serial (Nurgiyantoro, 2005:18).
Fiksi
formula memiliki pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis yang lain.
Walau hal itu tidak mengurangi orisinilitas cerita yang dikreasikan oleh
penulis, keadaan itu mau tidak mau merupakan sesuatu yang bersifat membatasi. Jenis sastra anak yang merupakan
sub fiksi formula adalah :
a. Cerita
Misterius dan Detektif
Jenis
fiksi formula yang banyak dikenal orang adalah cerita misterius (mysteries) dan cerita detektif. Cerita
misterius dan detektif biasanya dikemas dalam suatu waktu, lampau, kini atau
mendatang. Cerita misteri menampilkan daya suspense
, rasa penasaran, ingin tahu, lewat peristiwa dan tindakan yang tidak
terjelaskan alias masih misterius namun pada akhirnya hal-hal tersebut pasti
diuraikan. Contoh dari cerita misterius adalah novel serial Harry Potter (JK.
Rowling), Goosebumps (RL. Stine) terjemahan keduanya dalam bahasa Indonesia
banyak dijadikan koleksi buku anak-anak.
b. Cerita
Romantis
Cerita
romantis (Romantic stories) bukan hal yang baru dalam realisme, dan kini banyak
ditulis untuk pembaca muda. Cerita ini biasanyamenampilkan kisah yang
simplisistis dan sentimentalis hubungan laki-laki permpuan, dan itu seolah-olah
merupakan satu-satunya fokus dalam kehidupan remaja. Cerita romantis berbeda
dengan romance, romansa, yang tidak masuk kategori fiksi formula. Cerita
romansa justru memperlihatkan adanya kebebasan imajinasi dan kreativitas
penulis dalam mengembangkan cerita.
c. Novel
Serial
Novel
serial dimaksudkan sebagai novel yang diterbitka secara terpisah, namun
novel-novel itu merupakan satu kesatuan unit. Novel-novel jenis ini memiliki
beberapa fokus pengorganisasian walau juga dapat bersifat tumpang tindih. Novel
serial memberi kemudahan kempada anaka yangingin secara cepat memahami dan
menikmati cerita.
3. Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang menawarkan sesuatu
yang sulit diterima. Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan
dapat diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca.
(Nurgiyantoro, 2005:20).
Fantasi berbeda dengan cerita rakyat
karena ceriita rakyat tidak pernah dikenali siapa penulisnya. Jenis sastra anak
yang menjadi sub fantasi adalah sebagai berikut :
a. Cerita
Fantasi
Cerita
fantasi (fantasi stories) dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan tokoh,
alur, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baok menyangkut (hampir)
seluruh maupun sebagian cerita. Cerita Fantasisebenarnya juga menampilkan
berbagai peristiwa dan aksi yang realistik sebagaiman halnya dalamcerita
relaistik, tetapi di dalamnya juga terdapat sesuatu yang sulit diterima.
Demikian juga berbagai cerita binatang yang dapat berbicara dan berperilaku
seperti manusia, cerita yang berupa personifikasi manusia, juga dikategorikan
dalam cerita fantasi.
b. Cerita
Fantasi Tinggi
Cerita
fantasi tinggi sangat terasa konflik cerita yang berupa sisi baik dan sisi
jahatnya. Tokoh yang dimunculkan sangat menarik dan meyakinkan pembaca. Setting
yang digunakan luas dan bervariasi namun sering asing dan berbeda dengan
kehidupan kita karena berangkat dari imajinasi seseorang.
c. Fiksi
Sain
Fiksi
sain (science fiction) dapat dipahami
dalam beberapa pengertian. Robert Heinlein , seorang pengarang fiksi sains,
misalnya, mengemukakan bahwa fiksi sains adalah diksi spekulatif yang
pengarangnya mengambil postulat dari dunia nyata sebagaimana yang kita ketahui
dan mengaitkan fakta dengan hukum ala. Sebagai bagian dari cerita fantasi,
fiksi sain kadang-kadang tidak mudah dibedakan apakah ia murni fantasi atau
sain. Sebagai sebuah cerita yang hadir ke pembaca sebenarnya pembedaan tersebut
tidak terlalu penting. Namun, yang jelas, walau telah diyakini lewat
plausibillitas illmiah, fiksi sain tetap saja mengandung unsur ‘dipertanyakan
kebenarannya.
4. Sastra Tradisional
Istilah “tradisional” dalam kesastraan (traditional
literature atau folk literature) menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dari
cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa
penciptanya, dan kisahkan secara turun temurun secara lisan. Jenis cerita yang
dikelompokkan ke dalam genre ini adalah fabel, dongeng
rakyat, mitologi, legenda dan epos (Nurgiyantoro,2005:22).
rakyat, mitologi, legenda dan epos (Nurgiyantoro,2005:22).
Istilah
tradisionaldalam kesastraan trtadisional menunjukkkan bahwa bentuk ituberasal
dari ceritayang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa
penciptanya dan dikisahkan secara turun-temurun melalui lisan. Didunia ini
ditemukan banyak sekali cerita rakyat,
tidak terhitung jumlahnya, dan menjadi bagian kebudayaan masyarakat pemiliknya.
Tampaknya ada banyak cerita tradisional yang bersifat ‘universal’ , misalnya
kisah Cinderella yang ternyata di negara lainnya memiliki kisah semacam itu
yang mirip. Sub sastra tradisional meliputi, :
a. Fabel
Fabel
adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter manusia.
Tokoh cerita dalam fabel adalah binatang-binatang yang dapat berperan layaknya
manusia. Cerita fabel secara umum tidak panjang, di dalamnya terdapat pesan
moral yang secara nyata disampaikan di akhir cerita. Pemilihan tokoh binatang
dalam fabel dimksudkan agar pesan moral yang diasampaikan menjadi lebih konkret
disamping pembaca tidak merasa digurui. Setting pada fabel sendiri pada umumnya
mengacu pada masa lampau.
b. Dongeng
Rakyat
Dongeng
rakyat atau biasa disebut dongeng rakyat merupakan karya sastra yang
diceritakan secara lisan dan turun-temurun. Dongeng pun memuat kandungan moral
yang sangat terlihat jelas sisi baik dan buruknya. Tokoh dalm dongeng bisa
sesama manusia ataupun divariasi dengan makhluk lain seperti binatang dan
makhluk halus. Alur cerita dongeng biasanya progresif untuk lebih mudah
memahami jalannya cerita. Konflik pada dongeng tidak terlalu rumit, juga
klimaks biasa ditempatkan pada akhir kisah. Penutup dongeng berupa nada
sentimental yakni kata yang biasanya ‘Akhirnya mereka hidup bahagia..’. Dongeng
bersifat universal dimana dongeng dapat ditemukan di berbagai negara .
c. Mitos
Mitos
merupakan cerita masa lampau yang berhubungan dengan dewa-dewa maupun kehidupan
supernatural yang lain. Dimana diseyiapa negsr memiliki karakteristik mitos
yang berbeda. Mitos biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan, asla-usul
alam, manusia atau bangsa yang dipahami memiliki kekuatan suci. Kebenaran mitos
sebenarnya dapat dipertanyakan namun masyarkat disekitar tempat berkembangnya
mitos tersebut tidak mempersoalkan atau bahkan meyakininya. Mitos- mitos yang
berkembang di Indonesia sebagai contoh adalah cerita tentang Dewi Sri, Nyai
Rara Kidul, dll. Alur cerita pada mitos bisa tunggal atau ganda yang dikaitkan
dengan tokoh-tokoh. Mitos berkisah tentang berbagai persoalan kehidupan yang di
dalamnya terdapat kehebatan-kehebatan tertentu yang diluar jangkauan manusia.
d. Legenda
Legenda
sering dirancukan dengan mitologi dengan mitologi. Betapapun demikian ciri khas
legenda adalah terdapat kaitan dengan kebenaran sejarah dan kurang berkaitan
dengan masalah supranatural.Kebenaran legenda dipertanyakan atau tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Legenda menampilkan tokoh-tokoh heo yang menampilkan
aksi yang sangat mengesankan. Contoh
dari legenda misalkan Rara Jonggrang, Sang Kuriang, dsb.
e. Epos
Epos
merupakan sebuah cerita panjang yang berbentuk syair (puisi) dengan pengarangnya
yang tidak pernah diketahui. Iepos menceritakan kisah kepahlawanan seorang
tokoh hero. Cerita epos sarat dengan ajaran morsl ksrena aksi-aksi tokoh yang
hebat, dan berani layakna seebagai pahlawan yang ideal baik fisik maupun moral.
Cerita Panji, Mahabarata, Ramayanalah yang menjadi contoh cerita epos.
5. Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang
mendayakan unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan. Bahasa puisi tentulah
singkat dan padat, dengan sedikit kata, tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang
lebih banyak. Keterjalinan secara harmonis diantara berbagai unsur kebahasaaan
tersebut merupakan cara memperoleh keindahan dalam berpuisi. Untuk puisi anak,
kesedrhanaan bahasa haruslah tetap menjadi perharian tersendiri dan
kadang-kadng keindahan puisi justru terletak pada kesederhanaannya. Genre puisi
anak dapat berupa puisi lirik tembang-tembang anak tradisional, lirik tembang
tradisional, atau lirik tembang ninabobo, puisi naratif,
dan puisi personal. (Nurgiyantoro,2005:27).
6. Nonfiksi
Bacaan nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga
jika dibaca oleh anak, anak akan memperoleh pemahaman dan sekaligus kesenangan.
Ia akan membangkitkan pada diri anak perasaan keindahan yang berwujud efek
emosional dan intelektual. Bacaan nonfiksi dapat dikelompokkan ke dalam
subgenre buku informasi dan biografi (Nurgiyantoro,2005:28).
Buku
nonfiksi yang ditujukan pada anak memiliki keistimewaan tersendiri dimana
terdapat sejumlah buku bacaan nonfiksi yang ditulis dengan kadar artistik yang
tinggi, dengan memperhatikan pencapaian efekestetika lewat pemilihan
unsur-unsur stile secara tepat dan tetap sesuai dengan bahasa anak. Bacaan
nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga dapat dibaca oleh anak,
anak akan memperolehpemahaman dan kesenangan sekaligus. Buku nonfiksi
dikelompokkan menjadi dua sub, yakni:
a. Buku
informasi
Buku
informasi memuat informasi, fakta, konsep, hubungan antar fakta dan konsep dan
lain-lain yang mampu menstimulan keingintahuan anak atau pembaca. Dari aspek
bahasa buku nonfiksi tetap memperhatikan bahas figurati, diksi, citraan dan
stile yang dihadirkan. Buku informasi mencakup tema dengan permasalahan
sedeerhana hingga kompleks. Dsn ysng cocok untuk anak tentu saja buku dengan
tema yanag sedrhana.
b. Biografi,
Jika
buku-buku informasional biasanya memiliki standart yang hampir sama, biografi
lain penulis lain pula bentuk dan isinya. Biografi adalah buku yang berisi
riwayat hidup seseorang , tentu saja tidak senua aspek kehidupan dan peristiwa
dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal tertentu yang dipandang perlundan
menarik untukndiketahui orangnlain. Selain untuk menguraikan kisah hidup
seseorang biografi juga berfungsi untuk mengurai psndangan sikap dari tokoh
yang ditulis. Saat ini banyak biografi tokoh-tokoh terkenal yang ditulis
kembali berbentuk biografi sebagai bacaan anak-anak sehingga isi dan bahasanya
lebih sederhana bahkan juga disertai gambar-gambar untuk ilustrasi agar lebih
menarik.
D.
Contoh Karya
Sastra Anak
1.
Contoh
Realisme
- a. Cerita realisme
Cerita dari film ini adalah awal
pertemuan dari Rio (Marcell Siahaan), produser muda yang realis dengan Renata
Adhiswara (Rachel Maryam), penulis berjiwa petualang. Mereka yang awalnya
saling tidak kenal berada dalam sebuah lift di gedung perkantoran kawasan
Sudirman, lantai 17. Tiba-tiba lift yang mereka naiki macet dan celakanya
petugas yang seharusnya berada untuk menangani hal tersebut sedang ada
keperluan. Maka, mulailah percakapan antara Rio dan Renata yang pertama.
Percakapan itu tak mereka sadari membuahkan cinta. Mereka seperti tersetrum
begitu saja. Itulah pertemuan pertama mereka yang nyaris menjadi yang terakhir.
Di sini ada cerita tentang proses pendewasaan dua karakter berbeda tersebut
dalam mencari arti hidup sebenarnya.
b. Realisme binatang
Ayam Jago yang Pandai Berkelahi
Pada tempat pertenakan ayam di kebun pak Mamat, ada dua
ekor ayam yang satu ayam jantan dan yang satu lagi betina dan mempunyai anak
yang masih kecil dan di beri nama toya artinya tongkat atau dapat diartikan
sebagai senjata.
Pada pagi hari ayam jantan berkokok tanda hari sudah
pagi, dan pak Mamat memulai kegiatannya. Pagi-pagi setelah mandi membersikan
kandang ayam dan memberi makannya. Setelah selesai pak Mamat pun memasak
makanannya sendiri karena belum mempunyai istri. Makanan yang dimasaknya
lumayan enak. Selesai makan pak Mamat pergi ke tempat
kerjanya di kebun kopi. Disana tanahnya luas jadi banyak
pekerjanya disana. Pulangnya pak Mamat dari tempat kerjanya ia memberi makan
ayamnya lagi Pak Mamat adalah orang yang rajin bekerja, tidak memandang cuaca
walaupun hujan pak Mamat masih bekerja, dengan mantel dan topinya pak Mamat
pergi ke tempat kerjanya.
Walaupun Pak Mamat selalu sibuk dia tidak lupa memberi
makan dan membersikan kandang ayamnya. Dengan begitu ayamnya pun cepat besar,
setelah besar pak Mamat mencoba melepaskannya dan membiarkan berkeliaran karena
ayamnya sudah jinak, pagi keluar dan malamnya kembali masuk kandang.
Ayam pak Mamat suka bermain dengan ayam tetangga dan
sering pula berkelahi dan selalu menang, melihat anak ayam pak Mamat selalu
menang ia mencoba untuk mempertandingkannya dengan ayam milik orang lain
ternyata menang juga. Dan pak Mamat mengikuti pertandingan ayam jago yang
sesungguhnya. Setelah beberapa pertandingan ayam pak Mamat memenangkannya dan
mendapat juara pertama, ia mendapatkan uang sebesar lima juta rupiah.
Kerena ayam pak Mamat selalu menang dalam pertandingan
banyak orang-orang kaya mau membelinya tetapi pak Mamat tidak mau menjual
ayamnya. Sebab ayam inilah yang telah menjadikannya orang yang terkenal dan
ayamnya ini di besarkannya dari kecil dan di beri makan dengan hasil kerja
kerasnya pak Mamat di kebun kopi.
Pak Mamat menjadi terkenal karena ayamnya, teknik yang
digunakan ayamnya untuk bertanding tidak terlalu bagus tapi kekuatan yang
digunakan ayamnya adalah ucapan terima kasih kepada tuannya yang telah memberi
makan dia dari kecil hingga sekarang ini.
Pak Mamat menjadi orang yang kaya tetapi tidak pernah
sombong setiap orang kesusahan dia selalu menolongnya dan tidak pernah meminta
imbalan. Pak Mamat mendapatkan kekayaan dari ucapan terima kasih dari ayamnya,
yang telah membesarkan dan memberi makan dia hingga sekarang.
c. Realisme histories
Bagian pertama dari trilogi, menceritakan tentang Rara
Mendut yang adalah seorang perempuan rampasan dari Pati yang menolak ketika hendak
diperistri oleh Tumenggung
Wiraguna karena cintanya kepada Pranacitra.
Dia dibesarkan di kampung
nelayan pantai Utara Jawa, dan tumbuh menjadi seorang gadis yang trengginas (pemberontak) dan tak pernah
ragu dan gentar untuk menyuarakan isi hati dan pikirannya. Sosoknya dianggap
mendobrak tradisi dan tatanan di lingkungan istana Kesultanan Mataram
di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh, tetapi ia
tak pernah gentar. Bagi Rara Mendut yang pemberani, lebih baik menyambut ajal
di ujung keris Sang Tumenggung
Wiraguna daripada terpaksa melayani nafsu panglima tua tersebut.
d. Realisme olahraga
Perhatian bagi olahragawan dan olahragawati bahwa
minuman olahraga yang banyak dijual memang terlihat lebih menyehatkan
dibandingkan dengan minuman bersoda. Tapi penelitian baru-baru ini menunjukkan
bahwa minuman olahraga yang mengandung asam sitrat bisa merusak gigi.
Penelitian ini dilakukan dengan merendam gigi selama 90 menit, sebagai simulasi
bagi orang yang suka meminum minuman olahraga sepanjang hari.
Ternyata lapisan enamel gigi sebagian sudah hilang. Hal
ini karena minuman olahraga tersebut bocor hingga ke lapisan bawah enamel,
sehingga menyebabkan gigi menjadi lunak dan lemah. Kondisi ini disebut dengan
erosi gigi yang bisa mengakibatkan kerusakan dan mudah lepasnya gigi jika tidak
segera diobati. "Ini adalah pertama kalinya asam sitrat yang terkandung
dalam minuman olahraga dikaitkan dengan erosi gigi," ujar Dr Mark Wolff,
Ketua Cariology dan Perawatan Lengkap di NYU College of Dentistry, seperti
dikutip dari Health24. Wolff menambahkan menggosok gigi sesudah mengonsumsi
minuman olahraga tidak akan membantu, tapi kemungkinan bisa menyebabkan
kerusakan semakin parah. Hal ini karena lapisan enamel gigi menjadi lunak
setelah mengonsumsi minuman olahraga, sehingga lebih mudah mengalami abrasi
oleh pasta gigi. "Untuk mencegah erosi pada gigi, sebaiknya mengonsumsi
minuman olahraga secara wajar dan tidak berlebihan. Serta tunggu minimal 30
menit sebelum menggosok gigi, agar lapisan enamel gigi sudah lebih keras,"
ujarnya.
Jika Anda termasuk orang yang sering mengonsumsi minuman
olahraga, mintalah dokter untuk memberikan penetral asam dan menggunakan pasta
gigi yang bisa membantu menguatkan kembali enamel yang lunak tersebut.
1.
Fiksi
Formula
a. Novel
Cerita
Fiksi Anak (Novel)
Judul Novel : Kulit Manusia Serigala (Goosebumps)
Pengarang : R. L. Stine
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1998
Judul Novel : Kulit Manusia Serigala (Goosebumps)
Pengarang : R. L. Stine
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 1998
Alex pergi ke rumah paman dan bibinya di Wolf Creek. Ia akan tinggal dan sekolah di sana untuk beberapa minggu karena orang tuanya pergi ke Paris. Alex menyukai fotografi, sama seperti paman dan bibinya. Awal sampai di Wolf Creek, ia mengutarakan keinginannya untuk menjadi manusia serigala saat Hallowen nanti dan keinginannya untuk memotret hutan di Wolf Creek. Pamannya langsung mengingatkannya akan sebuah rumah di sebelah rumah pamannya milik Mr dan Mrs. Marling. Mereka memperingatkan agar tidak dekat-dekat dengan rumah itu dan berhubungan dengan pemilik rumahnya, dengan alasan mereka punya anjingyangbuas.
Di Wolf Creek, Alex bersahabat dengan Hanna. Ia yang menemani Alex memotret di hutan. Suatu malam kamera Alex ketinggalan di hutan, sehingga ia harus mengambilnya. Malam itu juga, pertama kalinya ia mendengar lolongan serigala dan mengetahui sumber suara berasal dari rumah Mr. dan Mrs. Marling. Ia sangat takut dengan kejadian itu dan curiga kalau Mr. dan Mrs. Marling adalah manusia serigala yang ditakuti orang-orang di Wolf Creek. Alex menanyakannya pada Hanna dan ia membenarkan pertanyaan Alex. Akan tetapi Paman Colin dan Bibi Marta mengatakan kalau semua itu tidak benar. Mendengar penjelasan yang berbeda, Alex penasaran dan berusaha menyelidikinya agar ia tahu kebenaran semua itu. Suatu malam, ia menyelidiki sendiri tentang manusia serigala itu dan berniat memotretnya. Ia mengikuti kemana serigala yang selalu melolong tiap malam dan berusaha memotret keduanya agar ia bisa punya bukti tentang manusia serigala. Alex berhasil mengikuti sampai tengah hutan, menyaksikan apa yang dilakukan kedua manusia serigala itu dan berhasil mengambil gambar mereka dalam berbagai posisi dan kesempatan. Alex yakin kedua serigala itu adalah Mr. dan Mrs. Marling, karena ketika matahari mulai muncul mereka pulang ke rumah di sebelah rumah pamannya. Namun, ia sangat terkejut ketika ia tahu bahwa kedua serigala yang diikutinya adalah Paman Colin dan Bibi Marta. Ia tak percaya, paman dan bibinya adalah manusia serigala. Berarti selama ini mereka selalu mengarang cerita, mereka mengatakan kalau mereka pergi tiap malam untuk memotret hewan-hewan malam di tengah hutan. Alex mengatakan kenyataan tersebut pada Hanna. Mereka punya rencana,mereka akan memakai kostum serigala milik paman dan bibi ketika Hallowen, tepat saat bulan purnama. Rencana mereka berhasil, Paman Colin dan Bibi Marta mencari kostum mereka tersebut. Saat bulan purnama tepat tinggi, mereka seperti tersiksa. Namun, akhirnya mereka berterima kasih pada Alex dan Hanna, karena tindakan mereka membuatnya terbebas dari kutukan. Alex dan Hanna mengembalikan kostum itu ke rumah Mr. dan Mrs. Marling. Betapa terkejutnya Alex karena di sana masih ada kostum serigala. Ia menanyakannya pada Hanna. Ia pun menjawab kalau kostum yang dipakainya adalah miliknya. Alex kembali terkejut mendengar pernyataan Hanna tersebut.
b. Cerpen
Judul
: Ma, Aku Ingin Ulang Tahun Sekali Saja
(Cerpen Kompas Anak Minngu, 23 Maret 2008)
Pengarang : Asri Suciati
(Cerpen Kompas Anak Minngu, 23 Maret 2008)
Pengarang : Asri Suciati
Reno yang baru bangun dari tidurnya berharap mamanya akan memberinya ucapan selamat karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Namun, mamanya tidak ada, ia pun kecewa. Sepulang sekolah Reno bermain ke rumah Rayhan, di sana ia melihat foto-foto Rayhan ketika kecil saat berulang tahun. Reno merasa iri karena orang tua Rayhan selalu ingat hari ulang tahun anaknya. Sedangkan ia sudah tidak punya ayah dan hari ini mamanya lupa pada ulang tahunnya. Sampai di rumah Reno melihat mamanya sedang membuat kue pesanan. Reno pun bertanya pada mamanya kenapa mamanya tidak pernah mengingat hari ulang tahunnya. Mama Reno tiba-tiba saja sadar kalau hari ini anaknya ulang tahun. Reno mengutarakan satu permintaan pada mamanya, bahwa ia ingin berulang tahun sekali ini saja. Reno ingin mamanya membuatkan kue ulang tahun dengan lilin di atasnya dan mengajaknya bermain jalan-jalan ke taman bermain. Mama berkaca-kaca mendengar permintaan reno yang sangat sederhana itu. Mama berniat akan segera membuatkan kue untuk Reno dan Mamanya juga berjanji mulai hari ini akan mengingat hari ulang tahun Reno.
2.
Fantasi
F. Dari Singa Hingga Burung Phoenix
H.
Alkitab
dapat dilihat sebagai jalinan narasi penebusan yang berpuncak pada Penebusan
Sejati oleh Anak Allah. C.S. Lewis menyebutnya "mitos sejati."
Sejati, karena dilandasi oleh realitas historis kehidupan, kematian dan
kebangkitan Yesus. Namun, sebagai narasi, kisah penebusan menggugah imajinasi
kita seperti mitos-mitos lainnya. Mitos menyadarkan kita akan kebutuhan rohani,
yang pemenuhannya kita dapatkan di dalam Kristus.
I.
Dalam
buku Reel Spirituality: Theology and Film
in Dialogue, Robert K. Johnston, profesor theologi dan kebudayaan di Fuller
Theological Seminary, menunjukkan bahwa teologi Kristen pada hakikatnya adalah
sebuah cerita di dalam dan dari dirinya sendiri. Dan sebagaimana semua cerita,
kisah Kekristenan memiliki daya untuk
membangkitkan rasa takjub dan mengubah kehidupan kita.
J.
Cerita
yang baik memancarkan berkas-berkas kebenaran abadi dan universal.
Cerita-cerita semacam itu seperti sungai yang mengalirkan air kehidupan sampai
ke relung hati kita yang paling dalam.
K.
Karena
itu, kembali mengutip Johnston, kita perlu mencermati cerita-cerita yang
dituturkan dalam kebudayaan saat ini. Bukan hanya agar dapat belajar untuk
mengabarkan Injil secara lebih baik, namun juga untuk menyimak apa kiranya yang
hendak Allah sampaikan melalui cerita-cerita tersebut.
L.
Dalam tulisan ini, kita akan melacak bagaimana narasi penyaliban
dan kebangkitan Kristus dituturkan dalam genre
cerita yang kembali populer belakangan ini, novel fantasi. Contoh-contoh akan
diambil dari Sang Singa, Si Penyihir dan
Lemari Ajaib, salah satu bagian dari seri Kisah dari Narnia (C.S. Lewis), The
Lord of the Rings (J.R.R. Tolkien) dan, jangan kaget, Harry Potter dan Kamar Rahasia (J.K. Rowling).
M. "Menyelundupkan"
Prinsip Kekristenan
N.
Seorang
faun (manusia kambing, tokoh mitologi
Romawi) membawa payung, seorang ratu di atas kereta, dan seekor singa yang
agung. Gambaran itu sekian lama mengganggu benak C.S. Lewis. Ia ingin mewujudkannya sebagai
cerita, dan kemudian menemukan genre
(cerita fantasi anak-anak) yang cocok untuk itu. Baru kemudian ia merenungkan
bagaimana gambaran dan genre tersebut
dapat dipakai untuk "menyelundupkan" prinsip-prinsip Kekristenan.
Lahirlah Sang Singa, Si Penyihir dan
Lemari Ajaib, buku pertama dari tujuh jilid Kisah dari Narnia.
O.
Melalui
sebuah lemari ajaib, empat orang anak memasuki negeri Narnia, yang tengah
dilanda musim dingin berkepanjangan akibat ulah penyihir yang menyebut dirinya
Ratu Narnia. Edmund, salah seorang dari mereka, membelot ke pihak si Penyihir.
Ia baru sadar akan kekeliruannya setelah mengalami perlakuan kejam si Penyihir.
P.
Pertolongan
akhirnya datang dari Aslan, seekor singa agung, penguasa Narnia yang
sesungguhnya. Aslan inilah figur Kristus dalam seluruh seri kisah ini. Aslan
mengampuni Edmund dan menyelamatkannya, namun si Penyihir menuntut nyawa anak
itu. "Paling tidak kau sudah mengetahui kekuatan ajaib yang diletakkan di
Narnia oleh Sang Kaisar sejak permulaan kehidupan negeri ini. Kau tahu bahwa
setiap pengkhianat adalah bagianku, jatah korbanku, dan bahwa untuk setiap
pengkhianatan yang terjadi aku berhak membunuh," kilah si Penyihir.
Q.
Aslan
lalu menawarkan nyawanya sendiri sebagai ganti nyawa Edmund. Di sini, pengkhianatan
Edmund melambangkan dosa umat manusia, dan Aslan harus menebusnya dengan
nyawanya sendiri, sebagaimana dilakukan oleh Kristus.
R.
Cerita berlanjut dengan pembantaian Aslan, yang
mengingatkan pada penyaliban Kristus. Lusi dan Susan, dua anak lainnya, mengikuti
Aslan menuju tempat pembantaian. "Dan kedua anak perempuan itu menangis
pedih (meskipun mereka tak tahu apa sebabnya) lalu memeluk sang Singa...."
Begitu berada di tangan si penyihir, Aslan diolok-olok dan dipermalukan.
"'Hentikan!' seru si Penyihir. 'Cukur dia lebih dulu.' ... mereka memasang
tali pengikat mulutnya.... Mereka yang semula merasa takut mendekatinya...
mengepung, menendangi, memukuli, meludahi dan mengejeknya."
S.
Keberanian, Darah dan Pedang
T.
J.K. Rowling mengaku dirinya
orang Kristen, namun tidak pernah membicarkan imannya secara terperinci di muka
umum. Berbeda dengan Lewis dan Tolkien, ia memang tidak bermaksud menulis fiksi
Kristen atau cerita yang mengusung tema Kekristenan.
Lalu, bagaimana mungkin menemukan figur Kristus di dalamnya?
U.
Penebusan adalah tema yang
universal. Berbagai falsafah dan pandangan dunia mempercayai perlunya pemulihan
menuju keadaan yang lebih baik. Persoalannya adalah apakah penebusan itu
Alkitabiah atau tidak. Dalam kasus Harry Potter, sejauh pengamatan saya, ya.
V.
Simbol penebusan dan kebangkitan
tampil mencolok dalam buku kedua, Harry
Potter dan Kamar Rahasia. Perhatikan klimaksnya. Harry mempertaruhkan
nyawanya dengan memasuki lorong menuju Kamar Rahasia untuk menyelamatkan
seorang sahabat. Apa yang harus dihadapinya? Basilisk, seekor ular raksasa.
Bagaimana ia menghadapinya? Harry mendapatkan bantuan dari Fawkes si burung phoenix, dan ia berhasil menikam
langit-langit mulut si ular dengan pedang warisan pendiri asrama Gryffindor.
W.
Menurut sebuah mitos kuno,
burung phoenix hidup di padang gurun
Arab, bisa mencapai umur lima ratus tahun. Saat itu ia akan bersarang di
tengah api dan membiarkan dirinya terbakar. Setelah tiga hari, burung phoenix bangkit dari abunya untuk hidup
lima ratus tahun lagi. Orang Kristen mula-mula memandang kisah ini sebagai
simbol kebangkitan (Walter E. Gast, Symbols
in Christian Art & Architecture). Warna bulunya yang merah keemasan
melambangkan darah dan penebusan. Ketika memuji keberanian Harry,
Profesor Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts, antara lain mengatakan,
"Pilihan kitalah, Harry, yang menunjukkan orang seperti apa sebenarnya
kita, lebih dari kemampuan kita."
X. c. Fiksi sains
Y.
Dalam fiksi sains, AI
umumnya dilukiskan sebagai kekuatan masa depan yang akan mencoba menggulingkan
otoritas manusia seperti dalam HAL
9000, Skynet,
Colossus and The Matrix atau sebagai
penyerupaan manusia untuk memberikan layanan seperti C-3PO,
Data, the Bicentennial
Man, the Mechas dalam A.I.
atau Sonny dalam I, Robot.
Sifat dominasi dunia AI yang tak dapat dielakkan, kadang-kadang disebut "the
Singularity", juga dibantah oleh beberapa penulis sains seperti Isaac Asimov, Vernor
Vinge dan Kevin
Warwick. Dalam pekerjaan seperti manga
Ghost in the Shell-nya orang Jepang, keberadaan mesin cerdas mempersoalkan
definisi hidup sebagai organisme lebih dari sekedar kategori entitas mandiri
yang lebih luas, membangun konsep kecerdasan sistemik yang bergagasan. Lihat daftar
komputer fiksional (list
of fictional computers) dan daftar
robot dan android fiksional (list
of fictional robots and androids).
Z.
Seri televisi BBC
Blake's 7 menonjolkan sejumlah komputer cerdas, termasuk Zen (Blake's 7),
kompuer kontrol pesawat bintang Liberator (Blake's 7); Orac, superkomputer
lanjut tingkat tinggi dalam kotak perspex portabel yang mempunyai kemampuan
memikirkan dan bahkan memprediksikan masa depan; dan Slave, komputer pada
pesawat bintang Scorpio
1.
Sastra
Tradisional
Bawang
Merah dan Bawang Putih
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang
terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang
putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya
pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit
keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula
ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernahmenceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?” Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibu tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernahmenceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?” Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibu tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi.
Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga
menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap
juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana.
Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih
melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih
bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut
lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya
lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,”
kata paman itu.“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera
berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai
putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan
tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih
segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.“Permisi…!” kata Bawang putih.
Seorang perempuan tua membuka pintu.“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun,bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun,bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut.
Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja
nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun
memanggil bawang putih.“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang
karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh
membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu
kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Timun Emas
Di suatu desa hiduplah seorang janda tua yang bernama mbok
Sarni. Tiap hari dia menghabiskanwaktunya sendirian, karena mbok Sarni tidak
memiliki seorang anak. Sebenarnya dia ingin sekali mempunyai anak, agar bisa
membantunya bekerja. Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari
kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar
sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan
kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni. “Hahahaha.... kamu
boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap”, kata
si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak”.
Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya
anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai
wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman
rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi
ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun”.
Setelah dua minggu,
mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup
besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya
adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama
timun emas.
Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas. Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni. Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.
Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa.
Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas. Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mengejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar. Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya.
Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas. Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni. Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.
Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.
Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa.
Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas. Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mengejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar. Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya.
Akhirnya raksasapun mati. Timun Emas mengucap syukur kepada
Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun
Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.
2.
Contoh Puisi
Puisi I
Harapanku
Hanya
setitik harapanku,
Masih
jauh di angkasa biru,
Mungkin
baru selangkahku,
Ataupun
belum setapakku,
Harapanku adalha citaku,
Citaku tak akan pernah lalu,
Tak pudar di tengah waktu,
Belajarlah demi masa depanku,
Kukan
terus maju,
Walau
hanya bahaya kan menantangku,
Kukan
terjang seribu susahku,
Tuk
mencapai harap dan citaku.
(Budiarti, diambil dari pikiran
rakyat)
Puisi
II
Judul Puisi : Diam
Pengarang : Afifah Fauzziyah R
Sumber : Kompas Anak Minggu, 20 April 2008
Diam
Diam bukan berarti bisu
Diam bukan berarti kaku
Diam bukan berarti hantu
Orang yang banyak diam adalah orang brilian
Bak air tenang menghanyutkan
Karena dengan baik dia menjaga lisan
Agar terhindar dari dosa perbuatan
Fauziyyah R,
Kelas VI Al-Banna SDIT Abu Bakar Ash-Shidiq, Pati
Judul Puisi : Diam
Pengarang : Afifah Fauzziyah R
Sumber : Kompas Anak Minggu, 20 April 2008
Diam
Diam bukan berarti bisu
Diam bukan berarti kaku
Diam bukan berarti hantu
Orang yang banyak diam adalah orang brilian
Bak air tenang menghanyutkan
Karena dengan baik dia menjaga lisan
Agar terhindar dari dosa perbuatan
Fauziyyah R,
Kelas VI Al-Banna SDIT Abu Bakar Ash-Shidiq, Pati
Puisi
III
Judul Puisi : Senyuman Hati
Pengarang : Asti Rahman Puspita
Sumber : Kompas Anak Minggu, 30 Maret 2008
SENYUMAN HATI
Kusambut pagi
Dengan hati riang
Senyumku mengembang
Tuk mereka yang datang
Indahnya hari
Menyejukkan sanubari
Terasa hangat
Dari dalam diri
Kubuka mata hati
Melihat setiap insani
Tersenyum riang
Seperti sang mentari
Kuberjalan menurut arah
Tersenyum ke seluruh dunia
Hati senang
Senyum riang
Asti Rahman Puspita
Kelas VIII SMPN 85, Jakarta
Judul Puisi : Senyuman Hati
Pengarang : Asti Rahman Puspita
Sumber : Kompas Anak Minggu, 30 Maret 2008
SENYUMAN HATI
Kusambut pagi
Dengan hati riang
Senyumku mengembang
Tuk mereka yang datang
Indahnya hari
Menyejukkan sanubari
Terasa hangat
Dari dalam diri
Kubuka mata hati
Melihat setiap insani
Tersenyum riang
Seperti sang mentari
Kuberjalan menurut arah
Tersenyum ke seluruh dunia
Hati senang
Senyum riang
Asti Rahman Puspita
Kelas VIII SMPN 85, Jakarta
Bulan
dan Matahari
Di malam yang kelam
Kulihat sang bulan
Datang menjemputku
‘Tuk tidur malam
Di pagi yang terang
Kulihat sang surya
Datang menjemputku
‘Tuk pergi ke sekolah
Malam-malam yang kelam
Pagi-pagi yang terang
Semua itu ciptaan Tuhan
Semua itu anugera
Karya Hapsari Sulistyorini
Dalam Majalah Bobo No 8 tahun XIX tgl 30 Mei 1990
Di malam yang kelam
Kulihat sang bulan
Datang menjemputku
‘Tuk tidur malam
Di pagi yang terang
Kulihat sang surya
Datang menjemputku
‘Tuk pergi ke sekolah
Malam-malam yang kelam
Pagi-pagi yang terang
Semua itu ciptaan Tuhan
Semua itu anugera
Karya Hapsari Sulistyorini
Dalam Majalah Bobo No 8 tahun XIX tgl 30 Mei 1990
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
Uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Sastra anak adalah sastra yang secara emosional
psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada umumnya
berangkat dari fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan.
2.
Sastra anak memiliki ciri yaitu Unsur pantangan, yaitu
unsur yang yang secra khusus berhubungan dengan tema dan amanat, penyajian
dengan gaya secara langsung, fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat
menambah pengetahuan yang bermanfaat.
3.
Genre Sastra anak ada beberapa jenis yaitu Realisme,
fantasi, sastra tradisional, nonfiksi, Puisi dan fiksi formula.
B.
Saran
Sastra anak sangat penting dikenal oleh anak SD khususnya, oleh
karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut:
a.
Guru paham mengenai sastra anak sebelum memberikan
ilmunya ke murid.
b.
Guru hendaknya ikut serta dalam melestarikan sastra
anak dengan mengenalkan sastra anak pada muridnya.
c.
Guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran sastra
anak yang menyenangkan sehingga murid mudah memahami.
d.
Guru hendaknya memiliki daya kreativitas dalam mengajar
khususnya sastra anak sehingga anak akan tertarik dan berminat belajar mengeni
sastra anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar